img.emoticon { padding: 0; margin: 0; border: 0; }

Minggu, 30 September 2012

RAPBN TAHUN 2013




Pemerintah menargetkan bahwa pertumbuhan ekonomi dalam RAPBN 2013 sebesar 6,8 persen. Angka ini sesuai dengan nota keuangan RAPBN 2013 yang disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Agustus lalu. Target tersebut merupakan target bawah pertumbuhan ekonomi untuk tahun depan. Pertumbuhan ini tak lepas dari investasi yang tumbuh dua digit, yakni 11,2  persen.

Selain itu juga inflasi dari RAPBN tahun depan diperkirakan sebesar 4,9  persen. Sedangkan suku bunga edaran per 3 bulan dalam RAPBN 2013 diusulkan sebesar 5 persen. Untuk nilai tukar dalam RAPBN diasumsikan Rp 9300 per dollar AS.

Pemerintah juga menargetkan pendapatan negara dan hibah sebesar Rp 1507,7 triliun atau naik 11 persen dari APBN-P 2012 sebesar Rp 1358,20. Penerimaan perpajakan masih menjadi andalan pendapatan negara, dimana target penerimaan perpajakan dalam RAPBN-2013 sebesar Rp 1178,9 triliun atau naik 16 persen dari APBN-P 2012 sebesar Rp 1016,24 triliun. Selain itu, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp 324,33 triliun atau turun 5 persen dari APBN-P 2012 sebesar Rp 341,14 triliun.

Sementara, dari sisi belanja, pemerintah menargetkan belanja negara sebesar Rp 1657,91 triliun atau naik 7 persen dari APBN-P 2012 sebesar Rp 1548,31 trilliun. Belanja ini akan dialokasikan untuk belanja pemerintah pusat sebesar Rp 1139 triliun atau naik 6 persen dari APBN-P 2012 sebesar Rp 1069,5 triliun dan transfer ke daerah sebesar Rp 518,9 triliun atau naik 8 persen dari APBN-P 2012 sebesar Rp 478,8 triliun.

Dengan postur anggaran seperti ini, maka RAPBN-2013 diproyeksikan akan mengalami defisit sebesar Rp 150,2 triliun (1,62 persen dari PDB). Oleh sebab itu, pemerintah dipastikan kembali akan melakukan penarikan utang baru melalui penjualan surat berharga negara (SBN) dari dalam negeri sebesar Rp 169,6 triliun. Sebagai informasi, outstanding utang pemerintah sampai dengan bulan Juli 2012 mencapai Rp 1950 triliun. Untuk itu, dalam RAPBN 2013, pemerintah juga mengalokasikan pembayaran bunga utang sebesar Rp 113,24 triliun. Sebelumnya, dalam APBN-P 2012 alokasi untuk pembayaran bunga utang sebesar Rp 117,8 triliun.

Untuk lebih memahami isi tentang RAPBN 2013 silahkan KLIK DISINI


0 komentar:

Posting Komentar

Minggu, 30 September 2012

RAPBN TAHUN 2013




Pemerintah menargetkan bahwa pertumbuhan ekonomi dalam RAPBN 2013 sebesar 6,8 persen. Angka ini sesuai dengan nota keuangan RAPBN 2013 yang disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Agustus lalu. Target tersebut merupakan target bawah pertumbuhan ekonomi untuk tahun depan. Pertumbuhan ini tak lepas dari investasi yang tumbuh dua digit, yakni 11,2  persen.

Selain itu juga inflasi dari RAPBN tahun depan diperkirakan sebesar 4,9  persen. Sedangkan suku bunga edaran per 3 bulan dalam RAPBN 2013 diusulkan sebesar 5 persen. Untuk nilai tukar dalam RAPBN diasumsikan Rp 9300 per dollar AS.

Pemerintah juga menargetkan pendapatan negara dan hibah sebesar Rp 1507,7 triliun atau naik 11 persen dari APBN-P 2012 sebesar Rp 1358,20. Penerimaan perpajakan masih menjadi andalan pendapatan negara, dimana target penerimaan perpajakan dalam RAPBN-2013 sebesar Rp 1178,9 triliun atau naik 16 persen dari APBN-P 2012 sebesar Rp 1016,24 triliun. Selain itu, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp 324,33 triliun atau turun 5 persen dari APBN-P 2012 sebesar Rp 341,14 triliun.

Sementara, dari sisi belanja, pemerintah menargetkan belanja negara sebesar Rp 1657,91 triliun atau naik 7 persen dari APBN-P 2012 sebesar Rp 1548,31 trilliun. Belanja ini akan dialokasikan untuk belanja pemerintah pusat sebesar Rp 1139 triliun atau naik 6 persen dari APBN-P 2012 sebesar Rp 1069,5 triliun dan transfer ke daerah sebesar Rp 518,9 triliun atau naik 8 persen dari APBN-P 2012 sebesar Rp 478,8 triliun.

Dengan postur anggaran seperti ini, maka RAPBN-2013 diproyeksikan akan mengalami defisit sebesar Rp 150,2 triliun (1,62 persen dari PDB). Oleh sebab itu, pemerintah dipastikan kembali akan melakukan penarikan utang baru melalui penjualan surat berharga negara (SBN) dari dalam negeri sebesar Rp 169,6 triliun. Sebagai informasi, outstanding utang pemerintah sampai dengan bulan Juli 2012 mencapai Rp 1950 triliun. Untuk itu, dalam RAPBN 2013, pemerintah juga mengalokasikan pembayaran bunga utang sebesar Rp 113,24 triliun. Sebelumnya, dalam APBN-P 2012 alokasi untuk pembayaran bunga utang sebesar Rp 117,8 triliun.

Untuk lebih memahami isi tentang RAPBN 2013 silahkan KLIK DISINI


Tidak ada komentar:

Posting Komentar