Pemerintah menargetkan
bahwa pertumbuhan ekonomi dalam RAPBN 2013 sebesar 6,8 persen. Angka ini sesuai
dengan nota keuangan RAPBN 2013 yang disampaikan Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono Agustus lalu. Target tersebut merupakan target bawah pertumbuhan
ekonomi untuk tahun depan. Pertumbuhan ini tak lepas dari investasi yang tumbuh dua digit,
yakni 11,2 persen.
Selain itu juga inflasi
dari RAPBN tahun depan diperkirakan sebesar 4,9 persen. Sedangkan suku
bunga edaran per 3 bulan dalam RAPBN 2013 diusulkan sebesar 5 persen. Untuk
nilai tukar dalam RAPBN diasumsikan Rp 9300 per dollar AS.
Pemerintah juga menargetkan pendapatan negara dan hibah sebesar Rp 1507,7
triliun atau naik 11 persen dari APBN-P 2012 sebesar Rp 1358,20. Penerimaan
perpajakan masih menjadi andalan pendapatan negara, dimana target penerimaan
perpajakan dalam RAPBN-2013 sebesar Rp 1178,9 triliun atau naik 16 persen dari
APBN-P 2012 sebesar Rp 1016,24 triliun. Selain itu, penerimaan negara bukan
pajak (PNBP) sebesar Rp 324,33 triliun atau turun 5 persen dari APBN-P 2012
sebesar Rp 341,14 triliun.
Sementara, dari sisi
belanja, pemerintah menargetkan belanja negara sebesar Rp 1657,91 triliun atau
naik 7 persen dari APBN-P 2012 sebesar Rp 1548,31 trilliun. Belanja ini akan
dialokasikan untuk belanja pemerintah pusat sebesar Rp 1139 triliun atau naik 6
persen dari APBN-P 2012 sebesar Rp 1069,5 triliun dan transfer ke daerah
sebesar Rp 518,9 triliun atau naik 8 persen dari APBN-P 2012 sebesar Rp 478,8
triliun.
Dengan postur anggaran
seperti ini, maka RAPBN-2013 diproyeksikan akan mengalami defisit sebesar Rp
150,2 triliun (1,62 persen dari PDB). Oleh sebab itu, pemerintah dipastikan
kembali akan melakukan penarikan utang baru melalui penjualan surat berharga
negara (SBN) dari dalam negeri sebesar Rp 169,6 triliun. Sebagai informasi,
outstanding utang pemerintah sampai dengan bulan Juli 2012 mencapai Rp 1950
triliun. Untuk itu, dalam RAPBN 2013, pemerintah juga mengalokasikan pembayaran
bunga utang sebesar Rp 113,24 triliun. Sebelumnya, dalam APBN-P 2012 alokasi
untuk pembayaran bunga utang sebesar Rp 117,8 triliun.